Posted on 27 Nov 2013. Hits : 149

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menemukan danau baru
seluas tujuh ribu meter persegi di kaki Gunung Semeru, tepatnya di blok
Gunungan Jambangan, Resor Seroja, Kabupaten Lumajang, yakni Danau Tompe.
Salah seorang tim ekspedisi dari Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS) yang menemukan danau tersebut, Andi Iskandar,
Rabu, menjelaskan danau tersebut sama sekali belum dijamah oleh manusia
dan pemandangannya sangat indah.
'Untuk menuju danau tersebut memang tidak mudah karena harus melewati
medan yang cukup berat, bahkan di kawasan itu sama sekali tidak
ditemukan adanya saluran pembuangan atau mata air,' ujarnya,
menambahkan.
Ia menjelaskan saat ini masih belum ada jalur pendakian untuk menuju
danau tersebut, namun kalau lewat Ranu Pane, dibutuhkan waktu tempuh
sekitar empat jam, meski jaraknya hanya enam kilometer. Kondisi itu
disebabkan oleh medan yang cukup berat bagi pengunjung.
Andi mengatakan Danau Tompe tersebut berada di ketinggian 1.733 meter
di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu udara antara 10,5 hingga 14
derajat Celsius.
Selain pemandangan alamnya yang sangat indah, lanjut Andi, di sekitar
Ranu Tompe juga banyak ditemukan keanekaragaman hayati yang sangat
langka, seperti Paruh Kodok Jawa (Batrachostomus Javanensis), tanaman
Pinang Jawa (Pinang Javana Blume) serta berbagai jenis tanaman anggrek
dan capung.
Menurut dia, tim ekspedisi juga menemukan delapan jenis mamalia dan
satu jenis primata di kawasan danau baru tersebut. Di sekitar danau juga
ditemukan jejak kaki, bekas cakaran di pohon serta kotoran Panthera
Pardusmelas. ujarnya.
Sementara di kawasan perairan Ranu Tompe ditemukan lima jenis
ondonata, yakni capung jarum yang terdiri dari Capungsambar hijau
(Orthetum sabina Drury), Capungsambar kembara (Pantala lavescens),
Xiphiagrion cyanomelas, Agriocnemis sp, dan Anacieschna montivagans.
Sebenarnya, lanjut Andi, keberadaan Ranu Tompe tersebut sudah pernah
diketahui oleh masyarakat Tengger sekitar tahun 1980-an, namun
masyarakat yang mengetahuinya enggan menjamah danau itu karena kawasan
tersebut dianggap sebagai wilayah yang angker. Bahkan, katanya, warga
sekitar danau itu menyebut Ranu Tompe dengan nama Ranu Lus atau
kependekan dari Ranu Makhluk Halus. 'Karena dianggap angker dan banyak
dihuni oleh makhlus halus itulah, masyarakat enggan mendatangai danau
yang sebenranya cukup eksotik dan indah itu,' ujarnya, menendaskan.
Sementara itu Kepala TNBTS Ayu Dewi Utari menambahkan di Indonesia,
lima jenis capung tersebut hanya ada di kawasan Ranu Tompe. Di kawasan
danau itu juga ditemukan sekitar 50 jenis flora dan 20 jenis fauna yang
sangat langka.(ant/rd)